Panggung Mingguan kedua digelar pada Kamis 18 Oktober 2023, sebagai salah satu rangkaian kegiatan Narawita Fest 2023 yang diselenggarakan oleh Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS). Dalam rangka menyambut Bulan Bahasa dan Sastra, berbagai kegiatan disuguhkan dalam rangkaian kegiatan sepanjang bulan Oktober. Selain para dosen dari FPBS UPGRIS, kerabat kerja kegiatan festival seni tersebut juga turut serta digerakkan oleh mahasiswa yang terhimpun dalam BEM FPBS UPGRIS, Himpunan Mahasiswa PBSI UPGRIS, Himpunan Mahasiswa Bahasa Jawa (Himbaja), Edsa FPBS UPGRIS, serta berbagai unit kegiatan mahasiswa (UKM) di lingkungan UPGRIS.
“Narawita Fest 23 adalah momen ajang aktualisasi diri dalam mengejawantahkan bahasa dan sastra yang dirasakan oleh mahasiswa FPBS. Sebagai sie acara, saya langsung berkomunikasi dengan mahasiswa baik penampil maupun audiens. Semangat yang membuncah, dan rasa rasa keinginan untuk ditonton dan menonton sangatlah antusias hingga persiapan pentas pun benar-benar diperhitungkan. Tahapan latihan baik UKM maupun Hima menjadi priolitas dan tanggung jawab yang besar untuk menampilkan yang terbaik di depan audiens,” ungkap Nuning Zaidah, dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah FPBS UPGRIS yang didapuk sebagai seksi acara dalam Narawita Fest 2023.
Bagi Nuning, disamping persiapan yang matang juga banyak audiens yang tiba-tiba secara spontan ingin turut serta mengaktualisasikan diri dalam kegiatan. “Kiranya hal tersebut sebagai bentuk kepedulian dalam khasanah bahasa dan sastra, mereka akan menyumbangkan kepiawaiannya berkolaborasi seperti pembacaan puisi maupun geguritan dalam panggung mingguan yang terselenggara. Hal itu menunjukan semangat pemertahanan bahasa dan sastra. Narawaita Fest 23 berupaya menampung dan memberikan ruang sepenuhnya,” ungkap Nuning.
Ayesa Siti Faijah, salah satu penampil sajian tari yang tergabung dalam Himbaja dengan tajuk "Lengger Lenggasor", bersama tiga teman lainnya begitu antusias mengikuti kegiatan yang digelar sore hari di Taman Digital Kampus 4 UPGRIS tersebut. “Kami melakukan latihan, make up dan memakai busana yang kami persiapkan sendiri. Kami berharap semoga tetap terlaksana setiap tahunnya dan untuk yang akan datang semoga lebih ramai penontonnya, beragam penampilannya dan meriah acaranya. Narawita Fest luar biasa, karena bisa menjadi tempat untuk mempersembahkan penampilan untuk semua penonton bagi mahasiswa FPBS serta mahasiswa lain di lingkungan UPGRIS, yang tentu bagi mereka mempunyai kegemaran di bidang seni,” ungkap Ayesa, seorang penari yang juga Ketua Himbaja.
Lebih lanjut disampaikan oleh Peter, salah seorang pemusik serba bisa dari Edsacoustic (Edsa FPBS) yang pada panggung mingguan kedua ia bersama beberapa grupnya tampil memukau membawakan lagu-lagu yang populer di hadapan penonton. “Proses kreatif kami dimulai dari melihat tema acara, lalu memilih lagu, lalu menentukan jadwal latihan. Kami antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Pendapat teman-teman, ini kegiatan bagus. Narawita Fest bisa menjadi wadah untuk menampilkan minat dan bakat dalam bidang seni. Kami berharap, semoga tahun depan ada lagi dengan konsep dan persiapan yang lebih matang,” ungkap Peter, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris semester 7.
Bagi Syaroful Anam, ketua BEM FPBS, dalam peringatan bulan bahasa tahun ini pihaknya mencoba turut serta terlibat dalam berbagai rangkaian kegiatan, salah satunya adalah panggung mingguan. “Panggung mingguan ini menjadi salah satu ruang yang dapat dimanfaatkan teman-teman mahasiswa untuk melakukan diskusi maupun menampilkan bakat dan minatnya. Harapannya dengan adanya kegiatan panggung mingguan Narawita Fest ini teman-teman mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk berproses dan mengasah kemampuannya,” pungkasnya. (SA)
Komentar
Posting Komentar